Baju Adat Melayu

  • Budayanesia
  • Apr 15, 2024
Baju Adat Melayu

Kebanyakan dari orang Indonesia, Singapura dan Malaysia disebut sebagai Suku Melayu, hal ini memang dikarenakan berasal dari satu rumpun nenek moyang. Namun, menurut Budyayanesia, sekarang ini Suku Melayu yang ada di Indonesia lebih mengarah pada Suku Melayu Riau yang berdiam di daerah Sumatera bagian tengah, Kalimantan Barat, bahkan juga di Bangka Belitung.

Baju Adat Melayu sebenarnya lebih mengarah kepada baju yang dikenakan oleh para pria Melayu, sedangkan untuk para wanita biasanya mengenakan Baju Kurung. Namun di Riau, busana kedaerahan tersebut memiliki nama khas tersendiri yang berbeda peruntukan serta motifnya.

Baju Adat Melayu Keseharian Untuk Anak-anak

Baju Adat Melayu Keseharian Untuk Anak anak

Nama baju adat Melayu Riau yang dikhususkan untuk anak-anak disebut dengan Baju Monyet dan Baju Kurung. Busana adat ini digunakan untuk keperluan sehari-hari atau bisa juga dipakai ketika berangkat mengaji maupun belajar menuntut ilmu.

Baju adat untuk anak laki-laki. Dinamakan Baju Monyet. Kamu penasaran kenapa dinamakan demikian? Budyayanesia juga merasakan hal yang sama. Hal ini kemungkinan karena menggambarkan anak kecil yang lincah seperti monyet.

Busana ini terdiri dari celana panjang dan atasan. Walaupun digunakan untuk anak kecil, Baju Monyet juga tetap menyertakan penutup kepala yang terbuat dari kain yang dilipat lancip.

Sedangkan Baju Kurung adalah busana adat untuk anak perempuan. Baju ini terdiri dari atasan dan dipadukan dengan bawahan yang biasanya terbuat dari kain yang dilipat. Sebagai penutup kepala yang berupa jilbab maupun kerudung. Motif untuk Baju Kurung yang paling populer adalah bunga.

Pakaian Keseharian Untuk Dewasa

Baju Adat Melayu Keseharian Untuk Dewasa

Busana adat Melayu yang digunakan untuk lelaki dewasa dinamakan dengan Baju Kurung Cekak Musang. Baju ini terdiri dari atasan yang berbentuk baju koko. Hal ini lumrah terlihat di Deli, Sambas, maupun di Pontianak.

Penggunaan baju koko merupakan simbol bahwa Suku Melayu menganut islam yang kuat. Selain baju, terdapat pula bawahan yang berupa celana kain yang longgar. Celana ini dipadukan dengan sarung atau kain yang dilipat untuk menutupi bagian luar celana hingga sebatas lutut. Sedangkan pada bagian kepala menggunakan songkok maupun kain yang dibentuk segi empat.

Berbeda dengan pakaian lelaki dewasa yang hanya terdirid dari satu jenis, pakaian untuk wanita dewasa terdapat tiga jenis. Pakaian ini dipadukan dengan selendang yang juga difungsikan sebagai kerudung. Nama dari busana ini adalah Baju Kebaya Pendek, Baju Kurung Laboh dan Baju Kurung Tulang Belut..

Pakaian Keseharian Untuk Orang Tua

Baju Kurung Teluk Belanga

Bagi lelaki maupun wanita Melayu yang berusia lima puluh tahun atau lebih akan menggunakan busana adat Melayu yang berbeda dengan mereka yang sudah dewasa. Kamu bisa melihat perbedaan yang mencolok di dalam motif dan warnanya. Untuk pakaian bagi orang yang sudah tua biasanya lebih sederhana dan berwarna lebih kalem.

Bagi lelaki lanjut usia di suku Melayu, busana adat yang mereka kenakan dinamakan dengan Baju Kurung Teluk Belanga. Bahan yang digunakan untuk membuat baju ini adalah kain lejo maupun katun. Corak yang tidak boleh dilepaskan tentunya adalah corak yang bernafaskan islami.

Sedangkan untuk masyarakat Melayu wanita yang berusia tidak muda lagi, tetap menggunakan tiga jenis baju. Ketiga busana tersebut adalah Baju Kurung Teluk Belanga, Baju Kebaya Pendek serta Baju Kurung Laboh. Sedangkan yang menjadi persamaan antara baju Kurung dewasa dan orang tua wanita adalah adanya kain yang ditaruh di pundak dan dapat sewaktu-waktu digunakan sebagai kerudung.

Baju Adat Melayu Resmi

Baju Adat Melayu Resmi

Acara resmi yang dimaksud di sini merupakan upacara kenegaraan maupun upacara yang bersifat formal. Pada dasamya, baju yang digunakan sama dengan baju adat umumnya, yang membedakan adalah kain yang digunakan.

Baju Kurung Cekak Musang merupakan busana adat yang digunakan oleh lelaki. Untuk acara resmi, kain yang dipakai sebagai bahan pembuatan kain ini adalah kain sutra. Hal ini lah yang membuat Baju Kurung Cekak Musang mahal. Selain itu, motif yang digunakan juga berbeda dari motif untuk kehidupan sehari-hari.

Sedangkan untuk perempuan menggunakan Baju Kebaya Laboh yang berbahan dasar kain tenun. Tempat produksi kain tenun ini sendiriĀ  banyak terdapat di daerah Riau, Jambi, Medan dan juga Pontianak.

Ada hal istimewa yang terdapat pada Baju Kebaya Laboh. Dari busana yang dipakai, kamu dapat mengetahui status pemakai kebaya. Apabila kebaya yang dikenakan hanya memiliki panjang di atas lutut, maka status sang pemakai adalah gadis. Jika panjang kebaya ada di bawah lutut artinya sang pemakai sudah atau pernah menikah.

Baju Adat Melayu Untuk Pernikahan

Baju Adat Melayu Untuk Pernikahan

Walaupun sudah banyak baju adat Melayu modern, tetapi bukan berarti ada pakem yang ditinggalkan. Nilai budaya islam harus selalu tercermin di dalam setiap motif dan juga filosofinya. Hal ini dikarenakan budaya Melayu memang tidak bisa dipisahkan dari budaya islam.

Untuk pengantin lelaki, baju adat yang dikenakan sama dengan yang dipakai di dalam acara resmi, yaitu Baju Kurung Cekak Musang. Semua atribut mulai dari penutup kepala, sarung hingga kalung harus dipakai. Warna yang digunakan untuk upacara pernikahan juga harus yang berwarna cerah.

Selain itu, juga terdapat aksesoris yang harus dikenakan pengantin lelaki, contohnya adalah sepatu dengan bentuk lancip, keris berbentuk burung serindit yang diselipkan di pinggang kiri, sebai pada bahu kiri dan terakhir, pada jari kelingking, diletakkan canggai.

Sedangkan untuk pengantin wanita, baju adat yang digunakan berbeda tergantung dari acara yang digelar. Misalnya pada acara malam berinai, busana yang dikenakan adalah Baju Kurung Teluk Belangan, untuk acara berendam menggunakan Baju Kurung Cekak atau Kebaya Pendek, sedangkan untuk acara resepsi atau upacara bersanding, baju yang digunakan adalah Baju Kebaya Laboh.

Baju Adat Melayu Untuk Upacara Adat

Baju Adat Melayu Untuk Upacara Adat

Semua orang dewasa Melayu akan menggunakan Baju Kurung, sedangkan untuk anak kecil tetap menggunakan baju keseharian mereka. Hal yang membedakan pakaian adat yang digunakan untuk upacara biasa dan upacara adat terletak pada warnanya.

Setiap warna yang digunakan mengandung arti yang dalam sehingga tidak sembarang warna bisa digunakan untuk sebuah upacara adat. Misalnya warna hijau lumut yang berarti kesuburan dan ketaatan kepada ajaran islam. Orang yang boleh memakai pakaian dengan warna ini adalah mereka yang bergelar bangsawan atau tengku.

Warna lain yang kerap dipakai adalah warna emas yang melambangkan kemegahan dan keperkasaan, Jika dilihat dari artinya, maka bisa dipastikan hanya mereka yang menduduki strata sosial tinggi yang diperbolehkan menggunakan warna emas saat upacara adat.

Umumnya warna hitam melambangkan kesedihan, tetapi tidak untuk masyarakat Melayu. Warna ini malah berarti kekuatan batin, ketabahan serta kehormatan. Untuk itulah, warna ini merupakan warna universal yang bisa dipakai siapa saja.

Warna terakhir yang kerap digunakan ketika upacara adat adalah warna merah darah. Warna ini menggambarkan keberanian dan bukti kesetiaan pada raja. Para ksatria pada zaman kerajaan dahulu kerap menggunakan warna ini.

Budyayanesia memahami bahwa budaya Melayu merupakan warisan leluhur yang juga harus dilestarikan. Walaupun sudah banyak budaya modern yang masuk ke tanah air, seyogyanya semua penduduk Indonesia tidak kehilangan jati diri yang sebenarnya. Mempelajari baju adat Melayu menjadi salah satu cara mencintai kebudayaan negeri sendiri.

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published.