Rumah Adat Riau Adalah

  • Budayanesia
  • Apr 21, 2024
Rumah Adat Riau Adalah

Rumah adat Riau adalah sebuah bangunan tradisional yang memiliki ruangan besar untuk tempat tidur, kamar, paviliun, dan dapur. Bangunan tradisional ini menjadi identitas masyarakat yang mendiami Provinsi Riau.

Setidaknya ada 7 rumah adat yang ada di Riau dan masing-masing dilengkapi dengan balai yang sering digunakan untuk musyawarah dan pertemuan adat. Apa saja sih rumah tradisional yang bisa ditemui ketika berkunjung ke Riau?

Nama Rumah Adat Riau dan Keunikannya

Rumah adat Provinsi Riau adalah bangunan yang dilestarikan oleh masyarakat asli Riau. Dari beragam rumah adat yang ada di Riau, hampir semuanya terdapat beberapa kesamaan. Pada umumnya, rumah adat Riau berbentuk panggung yang terdiri dari tiang persegi panjang.

Ruangan memiliki tangga, pintu, dinding, dan susunan ruangan serta memiliki ukiran khas Melayu, seperti selembayung, lebah gantung, dll. Berikut adalah 7 rumah adat yang bisa ditemukan di Provinsi Riau:

1.     Rumah Melayu Atap Limas Potong

Rumah Adat Riau Adalah

Sesuai dengan namanya, yakni atap limas potong, maka rumah tradisional ini mempunyai keunikan berupa atapnya yang menyerupai bentuk limas. Hanya saja untuk bagian ujung atapnya, rumah Melayu ini memiliki ujung yang sedikit terpenggal.

Maka dari itu ada kata “potong” dalam rumah adat ini karena memang bangunan limasnya terdapat sedikit potongan. Selain keunikan atapnya, rumah ini juga mempunyai pondasi tinggi seperti panggung. Untuk bisa masuk, maka pemilik rumah harus menaiki anak tangga yang cukup banyak.

Menariknya dari rumah tradisional suku Melayu ini adalah, model rumahnya bisa mencerminkan status sosial sang pemilik rumah. Misal, ukuran dan jumlah papan dalam bangunan rumah, jika jumlahnya makin banyak, maka harta yang dimilikinya makin banyak.

Filosofi inilah yang menjadi pedoman kebanyakan masyarakat Riau ketika hendak membangun rumah melayu dengan atap limas potong.

2.     Balai Salaso Jatuh

Rumah Adat Riau Adalah

Rumah adat selanjutnya adalah balai salaso jatuh yang berfungsi sebagai tempat pertemuan atau musyawarah daripada tempat tinggal. Ya, berbeda dengan jenis rumah adat lainnya di Riau, balai salaso jatuh ini awalnya dibangun bukan sebagai rumah singgah.

Bangunan tradisional ini seringnya juga disebut dengan nama balai panobatan atau balai karapatan, mengingat tempatnya yang sering dijadikan ruang pertemuan. Tidak hanya digunakan sebagai tempat pertemuan saja, rumah adat ini bahkan juga bisa berfungsi sebagai masjid.

Balai salaso jatuh sendiri memiliki selaras keliling dan struktur lantai yang ukurannya tidak lebih tinggi daripada lantai yang ada di ruang tengah.

Jika dilihat dari depan, rumah adat dari Riau ini mempunyai tampilan yang begitu indah.  Hampir setiap ukiran yang ada di rumah ini mempunyai filosofinya masing-masing. Misal ukiran titik sekawan, memiliki makna bahwa setiap manusia harus berjalan dengan berdampingan dan rukun.

3.     Melayu Atap Lontik

Rumah Adat Riau Adalah

Sesuai dengan namanya, yakni atap lontik, maka rumah adat dari Riau ini dilengkapi dengan atap yang meletik di bagian atas rumah adat. Bagian ini juga sering dinamakan dengan rumah pancalang, mengingat di bagian depan rumah ada dekorasi berbentuk perahu.

Meski rumah adat Melayu atap lontik ini asalnya dari Riau, namun  kebudayaan dari suku Minangkabau juga turut mempengaruhi kehadiran rumah adat ini. Mengapa demikian? Sebab rumah Melayu atap lontik ini kebanyakan ada di kawasan Riau yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat.

Selain atap lontiknya yang unik, rumah suku melayu ini juga memiliki tangga untuk naik ke atas rumah dengan jumlah 5 tingkat. Menurut masyarakat setempat, jumlah tingkatan pada tangga ini melambangkan 5 rukun Islam.

4.     Melayu Lipat Kajang

Rumah Adat Riau Adalah

Rumah adat dari Provinsi Riau selanjutnya adalah melayu lipat kajang yang dikenal karena keunikan bentuk atapnya. Ya, salah satu ciri khas rumah ini adalah bentuk panggungnya.

Selain atapnya yang unik, rumah milik suku Melayu ini juga berbentuk panggung. Namun, bentuk panggung di rumah adat ini tidak berkelok-kelok, sehingga pemilik rumah akan lebih mudah untuk membersihkannya.

Rumah ini menggunakan kayu yang keras dan dinding pada rumah adat ini dibuat dalam dua lapisan yakni bagian dalam dan luar.

Nah, ada filosofi menarik dari rumah yang mempunyai atap unik karena bagian tengahnya menjulang ke atas. Jadi, bentuk atap ini sengaja dibuat agar ketika hujan airnya bisa mudah untuk turun ke permukaan.

5.     Rumah Adat Belah Bubung

Rumah Adat Riau Adalah

Bisa dibilang, rumah adat dari Riau satu ini adalah bangunan yang tidak hanya unik, namun juga ramah lingkungan. Ya, rumah adat belah bubung milik suku Melayu di Riau ini dibuat dari material alam seperti lantainya yang terbuat dari papan dan bagian atapnya dari daun rumbia.

Selain itu, uniknya dari rumah adat ini adalah atapnya hampir seperti bentuk pelana kuda. Dibandingkan dengan bangunan rumahnya, limas pada rumah adat ini memiliki ukuran yang jauh lebih tinggi, lho. Adapun setiap kerangka dari atap rumah ini dibuat dari bambu atau bubung yang terbelah menjadi dua.

Nah, filosofi dari penamaan rumah ini adalah karena terbuat dari bambu. Menurut masyarakat sekitar, yang memberi nama pada rumah adat ini adalah para pendatang dari negeri China dan Belanda yang datang ke Indonesia.

6.     Rumah Selaso Jatuh Kembar

Rumah Selaso Jatuh Kembar

Mungkin mendengar kata selaso jatuh, mengingatkan pada rumah adat balai selaso jatuh. Hakikatnya, dua rumah ini memang hampir sama, namun yang membedakan adalah selaso atau selasarnya. Rumah Kepulauan Riau satu ini memiliki dua selasar sehingga dikatakan kembar.

Rumah adat ini sudah menjadi tempat tinggal suku Melayu sejak tahun 1980 dan bahkan sudah diakui oleh pemerintah sebagai rumah adat karena keunikannya. Sama seperti balai selaso jatuh, maka rumah satu ini juga rata-rata tidak digunakan sebagai tempat tinggal.

Rumah adat ini kebanyakan digunakan untuk pertemuan seluruh warga desa, tempat untuk musyawarah atau menggelar adat. Dinding di dalam rumah adat ini tidak seperti rumah lainnya karena memiliki kemiringan 50 cm sampai 60 cm.

Terdapat dinding landai yang memberikan kesan aerodinamis pada rumah adat yang seringnya terletak di pinggir sungai atau laut. Di bagian luar rumah adat ini terdapat ukiran lebah yang memiliki filosofi bahwasannya semua manusia harus bisa hidup bermanfaat seperti lebah dengan madunya.

7.     Rumah Sultan Siak

Rumah Sultan Siak

Terakhir, ada rumah ada sultan siak yang bisa dibilang adalah paling modern dari rumah-rumah lainnya. Dinamakan dengan sultan siak karena memang rumah ini adalah peninggalan seorang sultan, bernama Syarif Qasim II.

Keunikan rumah dari suku Melayu ini adalah bangunannya yang mengadopsi konstruksi tradisional Riau dan modern. Hal ini bisa dilihat dari lantainya yang dibuat seperti panggung atau tidak menjorok langsung ke tanah dan ada beberapa pasak di depan bangunan.

Hanya saja yang membedakannya adalah semua material yang digunakan pada rumah adat ini adalah semen, batu, bata dan material modern lainnya. Tidak ada nilai filosofis pada rumah adat ini karena memang bangunan peninggalan Sultan Qasim II ini dibuat sebagai tempat tinggal.

Rumah adat Riau adalah bangunan yang dilestarikan oleh masyarakat yang mendiami Provinsi Riau. Kebanyakan bentuknya menyerupai rumah panggung dan masih dilestarikan oleh sebagian masyarakat asli suku melayu Riau, karena rumah ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu.

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published.